Metode sipat datar yaitu dengan cara menghitung tinggi garis bidik atau benang tengah dari suatu rambu dengan menggunakan alat ukur sipat datar (waterpass). Sipat datar yang terdapat pada cairan dapat digunakan sebagai alat petunjuk yang selanjutnya dikembangkan sebagai alat ukur beda tinggi antara dua titik.
Sedangkan pengukuran beda tinggi sendiri terdiri dari beberapa teknik dan metode seperti cara barometris yang menggunakan perbedaan tekanan udara antara dua titik ataupun cara trigonometris yang menerapkan prinsip trigonometri.
Dari ketiga pengukuran tersebut ternyata kesalahan yang lebih tinggi terdapat pada pengukuran sipat datar. Hal ini yang mendorong pengembangan beberapa modifikasi sehingga muncul beberapa jenis pengukuran sipat datar.
A. Dasar-Dasar Sipat Datar
Sebagaimana telah disinggung terlebih dahulu , bahwa permukaan bumi tidak tentu , artinya tidak mempunyai permukaan yang sama tinggi atau dengan perkataan lain mempunyai selisih tinggi, maka tinggi titik kedua tersebut dapat dihitung yaitu apabila titik pertama telah diketahui tingginya.
Titik titik pertama dapat didefinisikan sebagai koordinat lokal ataupun terikat dengan titik yang lain yang telah diketahui tingginya , sedangkan selisih tinggi atau lebih dikenal dengan beda tinggi dapat diketahui menggunakan prinsip sipat datar.
Tinggi selanjutnya adalah tinggi titik sebelumnya ditambahkan dengan beda tinggi antara kedua titik yang bersangkutan, umumnya diambil selisih tinggi titik belakang terhadap titik muka.
Yang menjadi masalah dalam pengukuran beda tinggi ini adalah pengambilan penentuan referensi awalnya. Apabila peta ketinggian setempat saja, tanpa memperhatikan orientasi tinggi yang menyeluruh maka titik nol dapat dipilih sembarangan.
Namun untuk pemetaan yang teliti dan mempunyai kaitan dengan peta nasional, maka titik awalnya diambil dari tinggi permukaan air laut rata-rata dalam keadaan tidak terganggu selama 18,6 tahun.
Padahal telah disinggung sebelumny, bahwa permukaan bumi itu sangat berpengaruh dengan berbagai gaya dan gerak endogen serta eksogen, dan semua itu dipengaruhisecara langsung oleh distribusi massa didaerah sekitar titik yang bersangkutan.
Hal ini yang menyebabkan masalah pengambilan referensi awal tersebut, karena sekalipun titik awalnya diambil dari permukaan air laut rata-rata, apabila berbeda dengan lokasi awal, maka akan tetap menghasilkan ketinggian yang berbeda pada satu titik.
Sekali lagi dalam pemakaian peta yang cukup luas, patut diperhatikan oleh para perencana, mengenai masalah kemungkinan kesalahan yang akan terjadi pada saat pelaksanaan kerja konstruksi, yaitu tidak sesuainya perencanaan di atas peta dengan kenyataan di lapangan. Sehingga selalu terdengar perencanaan pembangunan yang gagal akibat banjir yang tudak terduga ataupun berbagai gejala alam lainnya.
B. Peralatan Ukur
1. Waterpass optis (wild,topcon)
mempunyai 4 tipe :
· Tipe kekar
· Tipe reversi
· Tipe jungkit
· Tipe reversif
2. Rambu ukur sepanjang 3 meter 2 buah
3. Unting-unting dan benang
4. Patok dari bambu atau kayu, paku atau cat
5. Pita ukur (panjang 60cm atau 100 cm)
6. Payung
7. Meja ukur
8. Formulir ukuran
9. Statip
C. Prosedur Pengukuran
1. Mengisi daftar hadir
2. Mengisi untuk peminjaman alat
3. Memperoleh peta lokasi pengukuran
4. Membuat sketsa pengukuran untuk menempatkan patok-patok pengukuran sehingga jumlah slatnya genap dan posisi alat waterpass sehinnga jarak belakang hampir sama dengan jarak depan (upaya untuk mengeliminasi kesalahan sistematis karena sistem alam).
5. Melakukan observasi lapangan dan menempatkan patok-patoj pengukuran sesuai dengan sketsa.
6. Melakukan pengukuran kesalahan garis bidik dengan membaca rambu ukur
7. Mendirikan rambu ukur di titik ikat 1 dan titik ikat 2 serta mendirikan statip dan alat waterpass optis diantara ke 2 rambu sehingga jarak belakang hampir sama dengan jarak depan (db=dm).
8. Mengetengahkan gelembung nivo kotak alat waterpass optis dengan prinsip perputaran dua sekrup kaki kiat ke dalam atau keluar saja dan sekrup kaki kiat ke kanan atau ke kiri (iterasi fungsi konvergen).
9. Membaca benang atas belakang, benang tengah belakang, benang bawah belakang dan benang atas muka, benang belakang muka dan benang bawah muka.
Syarat :
– BT ≤ 0,001 m (1 mm)

10. Mengukur jarak belakang dan jarak muka (db dan dm) menggunakan pita ukur dengan titik nol, pita ukur berada di tempat berdiri rambu (dapat dikontrol dengan jarak optis ( BA –BB) x 100 ).
11. Rambu ukur di titik 1 dipindahkan ke titik 2, alat waterpass optis dipindahkan ke titik antara dua rambu dan jarak belakang dan jarak depannya dibuat hampir sama (slat 2).
12. Melakukan pembacaan rambu belakang dan rambu muka serta jalak belakang dan jarak muka di slat 2.
13. Jika jalur ukurannya tertutup maka pengukuran dilakukan sampai dengan titik awal. Jika jalur pengukurannya terbuka maka pengukuran dilakukan sampai patok terakhir.
D. Pengukuran Sipat Datar
Terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengukuran sipat datar, yaitu :
· Route Pengukuran
Sebagaimana lazimnya pada pengukuran selalu diusahakan agar hasil pengukuran tersebut dapat mencapai yang diharapkan dan tanpa melakukan pengulangan pengukuran. Untuk maksud tersebut selalu dilakukan pengukuran pulang pergi sehingga dapat dibandingkan kedua hasil akhir pengukuran tersebut yaitu harus sama besar dan berlawanan tanda. Namun sering dilakukan route perjalanan kedua pengukuran tersebut tidak pada satu jalur khusus daerah yang profilnya berbeda dengan ekstrim.
· Buku Ukur
Penyediaan buku ukur yang mudah dievaluasi sangat berpengaruh pada keberhasilan pengukuran itu sendiri. Maka hasil pengukuran tersebut haruslah segera di evaluasi agar kesalahan yang terjadi pada seksi yang bersangkutan dapat segera diketahui untuk selanjutnya dilakukan perbaikan pada kesempatan pengukuran berikutnya.
· Kalibrasi Alat
Memang sudah disadari bahwa setiap alat ukur yang sudah mengalami penurunan ketelitian sejalan dengan usia dan jumlah pemakaian alat tersebut. Sehingga patutlah setiap alat ukur tersebut diperiksa dengan teliti sebelum dilaksanakan pengukuran tersebut.
· Pengukuran
Sesungguhnya yang dimaksud dengan pengukuran adalah juga termasuk persiapan pengukurannya dimana pengukuran ini mencakup pekerjaan pemerikasaan peralatan dan pemasangan pilar-pilar yang diperlukan.
· Persiapan Pengukuran
Sebagaimana yang telah disinggung di atas maka persiapan pengukuran ini termasuk pekerjaan kalibrasi alat dan pemasangan pilar ukur yang diperlukan.
· Pemasangan Pilar
Beberapa masalah yang perlu diperhatikan dalam pemasangan pilar tersebut adalah kesalahan pemilihan lokasi dan pengaturan jarak yang baik.
E. Jenis-Jenis Pengukuran Sipat Datar
Terdapat empat jenis pengukuran yang umumnya dilakukan dengan masing-masingtujuan yang berbeda pula. Keempat jenis pengukuran tersebut akan diuraikan secara panjang lebar di bawah ini.
1. Sipat datar memanjang
Digunakan apabila jarak antara dua station yang akan ditentukan beda tingginya sangat berjauhan (di luar jangkauan jarak pandang). Jarak antara kedua station tersebut dibagi dengan jarak pendek yang disebut seksi atau slag yang jumlah tiap seksi akan menghasilkan beda tinggi dengan kedua station tersebut. Tujuan pengukuran ini umumnya untuk mengetahui ketinggian dari titik yang dilewatinya dan biasanya diperlukan sebagai vertikal bagi suatu daerah pemetaan. Hasil akhir dari pekerjaan ini adalah data ketinggian dari pilar-pilar sepanjang jalur pengukuran yang bersangkutan yaitu semua titik yang ditempati oleh rambu ukur tersebut.
2. Sipat datar resiprokal
Kelainan dari sipat datar ini adalah pemanfaatan konstruksi serta tugas nivo yang dilengkapi dengan skala pembaca bagi pengungkitan yang dilakukan terhadap nivo tersebut. Sehingga dapat dilakukan pengukuran beda tinggi diantara ke 2 titik yang dilewati pengukuran seperti halnya sipat datar memanjang maka hasil akhirnya adalah data ketinggian dari kedua titik tersebut.
3. Sipat datar profil
Tujuan dari pengukuran ini umumnya adalah untuk mengetahui profil dari suatu trace baik jalan ataupun saluran sehingga selanjutnya dapat diperhitungkan banyaknya galian dan timbunan yang dapat dilakukan pada pekerjaan konstruksi. Pelaksanaan dari pengukuran ini adalah gambaran profil memanjang dan melintang. Hasil akhir dari pengukuran ini adalah gambaran profil dari pada kedua jenis pengukuran dalam arah potongan tegaknya.
4. Sipat datar luas
Pada jenis pengukuran sipat datar ini yang paling diperlukan adalah penggamban profil dari suatu daerah pemetaan yang dilakukan dengan mengambil ketinggiannya. Sehingga dengan melakukan interpolasi diantara ketinggian yang ada, maka dapat ditarik garis kontur di atas daerah peta pengukuran tersebut. Digunakan untuk ketinggian titik-titik yang menyebar dengan kerapatan tertentu untuk membuat garis-garis ketinggian.
bagus euy jadi gg usah ngerangkum lagi
BalasHapuspengukuran beda tinggi tidak ada yang mengalahka ketelitian waterpass
BalasHapusmantap mantap
baiiuwidoyoko@gmail.com
BalasHapusmbak kirim cp di email itu donk, mau belajar tentang teknik sipil sm mbak.ny :)) terima kasih
Casino Restaurants Near DC - MapyRO
BalasHapusFind Casino restaurants near DC in your neighborhood. 밀양 출장마사지 The closest Casino restaurants 아산 출장샵 to DC are Golden Nugget and The Orleans. The 의왕 출장샵 Orleans Hotel 공주 출장마사지 & Casino 상주 출장마사지 is